Sabtu, 10 Desember 2011

Terputus

aku punya harga diri, terputus lebih berani, daripada mempertahankan diri
dalam kenyataan yang menyakitkan hati, apalagi kau begitu berani membohongi
tak mengakui kalau kita pernah dalam suatu kenyataan yang penuh mimpi

sebelum terputus, pagi, siang, sore, malam aku selalu menghembuskan angin
bila anginku tak berhembus menyapa daunmu, kau menegur dengan tanya
yang membuatku bertanya, bahkan kita sering melakukan amoral tak masuk akal
melayang-layang menikmati sebuah ketidakmungkinan tapi kita rasakan

kini semua terputus tinggal kenangan yang tak mungkin aku lupakan
walau aku tahu kau tak mungkin menyimpan kenangan itu
bahkan mungkin kau telah membuang jauh-jauh, mengubur dalam-dalam
peristiwa itu, apalagi menyimpan foto yang bisa dijadikan saksi
tak mungkin kau berani menyimpannya, bahkan mungkin sudah kau bakar
menjadi abu hitam, yang tanpa kau sadari membakar dirimu sendiri

terputus sudah semuanya, untuk kembali bertautan memerlukan keberanian
mengakui kesalahan, karena sebuah kelucuan yang kesekian kalau aku
menautkan kembali tali ikatan yang sudah terputus ini, dan bahkan kau
akan menertawakan aku, bila aku berkehendak kembali menjalin mimpi
sebagaimana sebelum semua terputuskan

...^_^...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar